KADIN & IOM Luncurkan Climate Catalytic Fund untuk Adaptasi Iklim
KADIN dan IOM luncurkan Climate Catalytic Fund untuk percepat solusi adaptasi perubahan iklim melalui kolaborasi lintas sektor menuju Indonesia Emas 2045.

INFOBRAND.ID, Jakarta – Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia bersama International Organization for Migration (IOM) resmi meluncurkan Climate Catalytic Fund (CCF), sebuah mekanisme pendanaan inovatif untuk mempercepat solusi adaptasi perubahan iklim di Indonesia. Lebih dari 85 perwakilan dari pemerintah, sektor swasta, lembaga internasional, media, dan organisasi masyarakat sipil hadir dalam peluncuran ini. Inisiatif ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara KADIN dan IOM pada Agustus 2025, sekaligus menjadi tonggak penting kolaborasi lintas sektor untuk menjawab tantangan perubahan iklim, migrasi, dan keberlanjutan ekonomi di kawasan Asia Pasifik.
Baca juga:
- Trade Expo Indonesia 2025, Ajang Strategis Dorong Ekspor Nasional
- FLEI 2025 Resmi Dibuka Menteri UMKM, Wawali Tomohon Sendy Rumajar Ikut Gunting Pita dan Apresiasi Acara Ini
Ketua Umum KADIN Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, menegaskan peran strategis dunia usaha dalam menggerakkan transisi hijau dan memperkuat ketangguhan terhadap bencana.
“CCF menghadirkan model kemitraan strategis yang dapat menyatukan pemangku kepentingan untuk mendorong dekarbonisasi, elektrifikasi, sekaligus menjaga biodiversitas. Melalui pendanaan ini, kita menggerakkan seluruh komponen ekonomi swasta, BUMN, UMKM, hingga koperasi menuju visi Indonesia Incorporated dan pembangunan berkelanjutan,” ungkap Anindya dalam keterangan pers yang diterima, Rabu (1/10).
Sementara itu, Chief of Mission IOM Indonesia, Jeffrey Labovitz, menyoroti pentingnya keterlibatan sektor swasta:
“Perpindahan penduduk akibat iklim adalah isu mendesak yang mempengaruhi jutaan orang. Kita membutuhkan kemitraan dunia usaha untuk memobilisasi dana adaptasi iklim, memastikan investasi mengalir ke solusi yang berkelanjutan dan inklusif.”
Diskusi dalam seminar peluncuran CCF menggarisbawahi urgensi pendanaan perubahan iklim sebagai isu strategis. IOM menekankan pentingnya regulasi yang kuat dan perencanaan keuangan yang matang, serta perlunya memperkuat kemitraan antar pemangku kepentingan. KADIN menambahkan bahwa sektor swasta memiliki peran penting, terutama melalui konsep business help business yang dapat menjangkau pelaku usaha mikro dan informal yang sering terlewat dalam program pendanaan.
Pemerintah melalui Kementerian Keuangan memaparkan strategi manajemen risiko dengan menerapkan asuransi bagi aset Barang Milik Negara (BMN) sebagai langkah mitigasi kerugian akibat bencana. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga menekankan pentingnya risk mapping assessment yang akurat serta inovasi untuk mengatasi tantangan di wilayah berisiko tinggi seperti Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dari sisi korporasi, sejumlah BUMN dan perusahaan swasta menunjukkan komitmen adaptasi iklim. PLN berbagi pengalaman menghadapi ancaman kekeringan dan longsor yang mengganggu pasokan listrik, sementara Pertamina memaparkan program Desa Energi Berdikari untuk mendorong kemandirian energi masyarakat. KADIN juga menyoroti program gotong royong renovasi rumah tidak layak huni dan bantuan bagi rumah terdampak bencana. Astra International turut memperlihatkan inisiatif CSR berbasis teknologi ramah lingkungan.
Semua pihak sepakat bahwa kolaborasi lintas sektor menjadi kunci mitigasi risiko perubahan iklim. Masing-masing pemangku kepentingan memiliki peran berbeda namun saling melengkapi untuk membangun ketahanan masyarakat dan dunia usaha yang lebih kuat.
Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Sosial & Penanggulangan Bencana, Suryani Motik, menegaskan pentingnya kesiapsiagaan bencana sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Melalui program Business Neighborhood Resilience Framework (BNRF), KADIN memberikan panduan praktis bagi pelaku usaha, khususnya UMKM, dalam menghadapi risiko bencana.
“Kami percaya bisnis bisa membantu bisnis lainnya. Dengan solidaritas dan kesiapan, pengusaha kecil dapat bertahan dan bangkit pasca bencana,” ujarnya.
Baca juga:
- Apindo Desak Investigasi Kasus Pemalakan Proyek Chandra Asri
- FLEI Business Show 2025: Ajang Strategis Dorong Pertumbuhan Bisnis Waralaba dan Kemitraan
Peluncuran CCF menjadi bukti nyata peran strategis KADIN sebagai rumah besar dunia usaha, tidak hanya dalam mendorong ekonomi hijau tetapi juga memperkuat ketahanan bisnis di semua tingkatan. Dengan sinergi antara pemerintah, sektor swasta, UMKM, dan komunitas, CCF diharapkan menjadi model kolaborasi efektif untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan.